Selasa, 28 Februari 2012

Instalasi Windows Xp dari Flashdisk


Cara Instalasi Windows XP Menggunakan Flashdisk

Cara install windows xp dari flashdisk cukup gampang kita hanya membutuhkan 2 tools tambahan yaitu USB_PREP8 dan PEtoUSB yang bisa di download secara gratis.
Adapun sebelum kita memulai proses install windows xp via usb, ada beberapa peralatan yang perlu disiapkan :
1. satu buah flashdisk minimal 1 Gb maksimal 2 Gb.
2. CD Master windows XP yang Asli
3. Virtual Drive untuk mount CD windows XP (saya pake Daemon tool, bisa juga pake nero virtual CD) jika berniat install melalui ISO image windows XP, tapi jika anda menjalankannya langsung dari windows XP CD-ROM maka langkah nomor 3 diabaikan sajah.
4. USB_PREP8 (download)
5. PEtoUSB (download)
Setelah semuanya siap, maka langkah selanjutnya adalah memasang installer XP ke dalam USB Flash Disk. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Colokan USB ke komputer master (bukan di netbook) tempat kita akan membuat Bootable windows xp via usb. harap di ingat Drive nya, misal E,F,G atau H.
2. Extrack file usb_prep8.zip dan PEtoUSB.rar ke dalam satu folder.
3. Jalankan usb_prep8.cmd hasik exktrak tadi, selanjutnya akan keluar tampilan command prompt seperti berikut :
winxp-to-usb
3. Tekan sembarang tombol di keyboard, maka akan keluar tampilan PEtoUSB. lihat gambar.

Pastikan USB yang anda colokan sudah di kenali oleh program PEtoUSB, seperti terlihat di gambar usb saya di kenali di drive H sesuai dengan drive yang dikenali oleh windows. untuk memastikan USB yang kita colokan sudah benar, anda buka windwos explorer, kemudian lihat di Drive letter berapa USB anda berada.
4. Selanjutnya tekan start untuk memulai memformat USB. jika ada peringatan klik sajah OK. tunggu beberapa saat sampai proses format selesai. selanjutnya close program PEtoUSB.

5. Masukan CD Master Windows XP ke optical drive anda/CD-ROM.
6. Kembali ke program USB_PREP8 yang pertama tadi kita jalankan, selanjutnya akan tampil pilihan 0-5 yang dapat kita pilih. ketik angka 1 untuk menentukan lokasi tempat kita menyimpan source CD windows XP. Pilih saja optical drive di mana sudah ada CD Windows XP di dalamnya.


7. Selanjutnya pilih opsi 3 untuk menentukan di mana Anda mencolok flash disk. Kalau flash disk Anda berada di drive H, maka ketik H dan tekan ENTER. Jika drive G: maka ketik G dan tekan ENTER, begitu seterusnya berlaku untuk drive lain.

8. Selanjutnya pilih opsi 4 untuk mulai proses pembuatan modul instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk secara otomatis. Jawab apa pun konfirmasi yang muncul dengan menekan huruf Y kemudian tekan ENTER.

Tunggu beberapa saat sampai proses format selesai, selanjutnya tekan sembarang tombol untuk memulai proses copy windows XP ke USB FLASHDISK. Jika ada konfirmasi lagi untuk copy file jawab YES. tunggu beberapa saat, kira-kira memakan waktu 15 menit tergantung kecepatan komputer dan persediaan rokok dan kopi anda….

Setelah proses pengkopian windows xp ke flashdisk selesai, tekan semarang tombol untuk menutup command prompt. selanjutnya kita tinggal mencolokan USB yang sudah terisi installer windws xp tersebut ke netbook yang akan kita install windows xp.
Langkah selanjutnya adalah colokan USB ke salah satu port usb yang ada di netbook, kemudian masuk ke BIOS, pastikan boot priority yang pertama adalah Removable Disk untuk boot dari USB. Setelah selesai tekan F10 kemudian Yes, seanjutnya netbook akan restart dan booting melalui USB yang berisi windows xp. Ketika muncul prompt, pilih nomer 2 text mode setup dengan menggunakan tanda panah kebawah setelah itu tekan ENTER. Proses akan lanjut seperti instalasi XP biasa. Setelah selesai pilih pilihan untuk melanjutkan instalasi Windows XP. Jangan cabut usb sampai instalasi selesai.
Tutorial ini ditulis di tengah gonjang-ganjingnya bencana nasional dari mulai banjir bandang di wasior, gempa dan sunami di mentawai dan letusan gunung merapi….
Tulisan terkait lainnya :

Cara Instalasi Mikrotik


Cara Instalasi Mikrotik


Menginstall mikrotik dapat dilakukan pada beberapa media,
Media instalasi Mikrotik ROS:
  • Hard Disk
  • CF Disk
  • DOM (Disk On Module)
  • USB Flash Disk (Komputer harus bisa booting dari USB – seting BIOS)
  • RouterBoard
Instalasi
  • Menggunakan Media CD: Download ISO Mikrotik ROS untuk PC disini
Buat CD Bootable dari ISO file tersebut.
  • Menggunakan Software NetInstall: Download Software Netinstall disini
    Melalui jaringan menggunakan software Netinstall, Router yang akan diinstal harus dapat booting dari jaringan menggunakan flopy khusus atau fitur kartu jaringan (PXE/etherboot)
Pada kesempatan ini akan dibahas instalasi menggunakan CD,
Instalasi menggunakan CD
Gunakan CD yang telah Anda buat, untuk melakukan booting pada komputer.
Pilih Module yang akan diinstal:

[ x ] system: Paket utama, berisikan driver dan layanan dasar Mikrotik ROS
[ x ] ppp: Paket mendukung PPP, PPTP, L2TP, PPPoE, dan ISDN PPP
[ x ] dhcp: Paket mendukung DHCP Server dan Client
[ x ] advanced-tool: Paket untuk utility email client, pingers, netwatch dan utility lainnya
[ x ] hotspot: Paket untuk Hotspot
[ x ] mpls: Paket mendukung MPLS
[ x ] routerboard: Paket utility RouterBoard
[ x ] routing: Paket mendukung RIP, OSPF dan BGP4
Kemudian tekan ‘i’ untuk menginstal lokal di PC Anda
‘Do you want to keep old configuration? [y/n]‘
Pilih ‘n’ untuk instalasi baru.
‘Warning: all data on the disk will be erased!
Continue? [y/n]‘

Pilih ‘y’ untuk melanjutkan.

Tekan ‘ENTER’ untuk reboot, dan keluarkan CD instalasi dari CD Drive.
Mikrotik Login: admin, Password: kosong

Instalasi sudah berhasil, semua fitur/paket yang Anda pilih sudah dapat Anda gunakan, namun memiliki keterbatasan waktu hanya 24jam saja. Anda memerlukan license key baru. Software ID router instalasi Anda : YSMF-VUUK
Konfigurasi GUI Mikrotik menggunakan Winbox
Hubungkan PC Router Mikrotik Anda ke jaringan, akses winbox dari PC/Laptop. Download Winbox disini, tanpa instalasi.
Jalankan Winbox, klik … (titik tiga, samping menu connect) untuk men-scan Mikrotik RouterOS yang ada di jaringan Anda. Karena PC Router Anda belum memiliki IP, pilih mac-address PC Router Anda. Username: admin, Password: kosong, Kemudian klik ‘Connect’.

Winbox berhasil login ke PC Router Mikrotik Anda. Pada RouterOS Welcome klik OK.

Lisence Key dan Level
Jika ingin menggunakan PC Router Mikrotik Anda tanpa batasan waktu, Anda dapat membeli lisence key di www.mikrotik.co.id. License Key terdiri dari beberapa level seperti perbandingan dibawah ini (harga dapat berubah sewaktu-waktu, gambar hanya sebagai pembanding fitur antar level):

Catatan Penting:
Lisensi Mikrotik akan digenerate berdasarkan software-id yang akan muncul setelah proses instalasi router-os dilakukan. Software-id akan melekat pada harddisk. Software-id tidak bisa dipindahkan ke harddisk lainnya. Harddisk dapat dipindahkan ke PC lainnya. Lakukanlah pemesanan lisensi setelah Anda menginstall router-os pada harddisk yang memang akan digunakan. Jangan memintakan lisensi untuk harddisk uji coba.
Mikrotik Indonesia tidak menjamin/menggaransi lisensi yang hilang disebabkan adanya perubahan software-id yang terjadi karena harddisk rusak, penggantian harddisk, harddisk terformat, atau pun sebab-sebab lainnya yang mengakibatkan tergantinya software-id. Proses upgrade versi yang sesuai prosedur, tidak mengakibatkan hilangnya software-id.
Memasukan License Key ke PC Router Mikrotik
Ikuti instruksi pembelian License Key di website www.mikrotik.co.id, setelah anda membeli Anda dapat memasukan License Key tersebut ke PC Router Mikrotik Anda.

Selain menggunakan Harddisk dan menginstal sendiri, Mikrotik RouterOS tersedia dalam bentuk DOM (Disk On Module) 512MB interface IDE, tersedia dalam Level 4, 5 dan 6. Sehingga dapat langsung digunakan pada PC Router Anda.

Pada bahasan berikutnya, saya akan membawakan konfigurasi dasar mikrotik.
Disadur dan edit dari MTCNA Modul, www.mikrotik.com, www.mikrotik.co.id

Pengertian Mikrotik


A. Pengertian MikroTik

MikroTik merupakan sistem operasi berbasis linux yang diperuntukan sebagai network route. Walaupun MikroTik ini turunan dari Kernel Linux, tapi Router OS ini berlisensi atau tidak gratis. Kelebihan dari MikroTik sendiri, yaitu sebagai berikut :
Mempunyai kemudahan bagi penggunanya dan administrasinya juga bisa dilakukan melalui windows aplication (WinBox).
Proses instalasinya cukup dengan PC yang spesifikasinya rendah, karena MikroTik Router OS ini tidak berbasis GUI melainkan teks.
Mikrotik Sendiri dibagi dalam beberapa Jenis/type dan Level diantaranya: Mikrotik OS Yng dapat diinstall di dalam PC atau Bisa Juga Merupakan DOM (Disk On Modul) Sedangkan jenis Lainnya Berupa Router Board (didalam Router Board sudah termasuk OS Mikrotik dan Licency)
B. Instal pada PC,
minimal persyaratan PC Yang dapat digunakan Untuk Mikrotik PC Router  adalah sebagai berikut:
  1. Menggunakan prosesor setidaknya 100 MHz atau lebih seperti Intel Pentium, Cyrix 6X86, atau prosesor yang lebih baru dari Intel IA-32 (i386). Ingat penggunaan lebih dari satu prosesor belum Suport Menurut Pengalaman Penulis Procesor AMD Tidak dapat digunakan .-
  2. Memori (RAM) minimal 64 Mb dan maksimum 1 Gb.
  3. Media penyimpanan (Hard Drive) menggukana sistem standar Kontroler IDE dan ATA. Penggunaan SATA, SCSI dan USB tidak didukung. Pastikan sisa media penyimpananmu adalah minimal sebesar 64 Mb.
  4. Jika instalasi menggunakan disket, gunakan ukuran 3,5? pada drive A.
  5. Jika instalasi menggunakan media CD, pastikan standar kontrolernya adalah ATA/ATAPI.
  6. Jika anda instal melalui LAN, gunakan standar ethernet tipe PCI.
C. Proses Instalasi dan Persiapan
  • Di server / PC Harus ada minimal 2 ethernet, 1 ke arah luar (Modem) dan 1 lagi ke Network local (LAN)
  • Burn Source CD Mikrotik OS  dan masukan ke CDROM Jika Belum Ada dapat di Download Di: Mikrotik 3.3 Atau Mikrotik_322Mikrotik_2.9.27.iso , mikrotik-3 4-full.iso , Mikrotik 4.17 Dan masih Banyak Lagi yang bisa di cari di google
  • Boot dari CDROM
  • Ikuti petunjuk yang ada, gunakan syndrom next-next dan default
  • Install paket-paket utama, lebih baiknya semua packet dengan cara menandainya (mark)
  • Setelah semua paket ditandai maka untuk menginstallnya tekan “I”
  • Lama Install normalnya sampai 15menit, kalo lebih berarti gagal, ulangi ke step awal
  • Setelah diinstall beres, Keluarkan CD Mikrotik OS dari Cd room PC dan  restart akan muncul tampilan login Ketik  User: admin dan password kosongkan terus Enter
D. Proses Seting
  • Sebelumnya saya gambarkan dulu skema jaringannya atau Topologi :
    Internet (Speedy atau IPS lainnya)====>Modem(Jika Pakai Speedy)===>PC Mikrotik/Router Board(Eth1) ===>Hub (Eth2)
  • Disini akan saya Uraikan Settingan Pada Speedy Karena pada Modem Speedy pada Umumnya menggunakan IP Kelas C dengan range: 192.168.1.1/24 maka pada Ethernet 1 Yang mengarah Ke Modem kita kasih IP 192.168.1.254/24 sedangkan yang mengarah Ke Hub Client juga bisa kita Gunakan IP Kelas C atau Kelas lainnya Jika kita tetap menggunakan Ip Kelas C maka Range IPnya harus berbeda dengan IP pada ethernet1 sehingga menjadi : 192.168.2.254/24
    Sebelum mengetikkan apapun, pastikan Anda telah berada pada root menu dengan
    mengetikkan “/”
    1. Seting IP untuk masing-masing ethernet card :
    [admin@Mikrotik]>ip address add address=192.168.1.254/24 interface=ether1 Comment="mengarah Ke Modem Speedy"
    [admin@Mikrotik]>ip address add address=192.168.2.254/24 interface=ether2 comment="Mengarah ke Hub Client"

    Untuk menampilkan hasil perintah di atas ketikkan perintah berikut:
    [admin@Mikrotik]>ip address print
    Kemudian lakukan testing dengan mencoba nge-ping ke gateway atau ke komputer yang
    ada pada LAN. Jika hasilnya sukses, maka konfigurasi IP Anda sudah benar
[admin@Mikrotik]>ping 192.168.1.254 Jika Reply maka setingfan Ip sudah benar
[admin@Mikrotik]>ping 192.168.2.254 Jika Reply maka setingfan Ip sudah benar
2. Menambahkan Routing (Gateway)
[admin@Mikrotik]>ip route add gateway=192.168.1.1 (Ip Modem Speedy) Bisa Juga Ip dari ISP
3. Setting DNS
[admin@Mikrotik]>ip dns set primary-dns=203.130.193.74 allow-remote-requests=yes
[admin@Mikrotik]>ip dns set secondary-dns=202.134.0.155 allow-remote-requests=yes (DNS bisa juga
menggunakan Free DNS lainnya seperti Open DNS,DNS Nawala, DNS Google Atau DNS dari ISP lainnya)
Karena koneksi ini menggunakan Speedy dari Telkom, maka DNS yang saya pake dari
Telkom. Silahkan sesuaikan dengan DNS provider Anda. Setelah itu coba Anda lakukan
ping ke yahoo.com misalnya:
[admin@Mikrotik]>ping yahoo.com jika Reply maka setingan tersebut diatas Sudah benar

4. Seting Source NAT (Network Address Translation)

Source NAT (Network Address Translation) / Masquerading Agar semua komputer yang
ada di LAN bisa terhubung ke internet juga, maka Anda perlu menambahkan NAT
(Masquerade) pada Mikrotik.
Ketikkan perintah berikut :
[admin@Mikrotik]>ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade outinterface=
ether1

Sekarang coba lakukan ping ke yahoo.com dari komputer yang ada di LAN
[admin@Mikrotik]>ping yahoo.com
Jika hasilnya sukses, maka setting masquerade sudah benar.

5. Seting DHCP (DynamicHost Configuration Protocol)

Biar tiap ada klien yang konek, tidak perlu setting IP secara manual. Tinggal obtain saja
dari DHCP Server. Untungnya Mikrotik ini juga ada fitur DHCP Servernya.
a. Membuat IP Address Pool
[admin@Mikrotik]>ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.1.2-192.168.1.254
b. Menambahkan DHCP Network
[admin@Mikrotik]>ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/24
gateway=192.168.0.1 dns-server=202.134.1.10,202.134.0.155

c. Menambahkan Server DHCP
[admin@Mikrotik]>ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no
interface=ether2 address-pool=dhcp-pool

Sekarang coba lakukan testing dari komputer klien, untuk me-request IP Address dari
Server DHCP. Jika sukses, maka sekali lagi, settingannya udah bener
6. Bandwidth Control
Agar semua komputer klien pada LAN tidak saling berebut bandwidth, maka
perlu dilakukan yg namanya bandwidth management atau bandwidth control
Model yang saya gunakan adalah queue trees. Untuk lebih jelas apa itu, silahkan
merujuk ke situsnya Mikrotik.
Kondisinya seperti ini:
Koneksi Speedy kan katanya speednya sampe 384/64 Kbps (Download/Upload),
nah kondisi itu sangat jarang tercapai. Jadi kita harus cari estimasi rata²nya. Maka saya
ambil minimalnya untuk download bisa dapet sekitar 300 Kbps dan untuk upload aq
alokasikan 50 Kbps. Sedangkan untuk yg maksimumnya, untuk download kira – kira 380
Kbps dan upload 60 Kbps.
Lalu, jumlah komputer klien yang ada saat ini adalah 10 buah. Jadi harus
disiapkan bandwidth itu untuk dibagikan kepada 10 klien tersebut.
Perhitungan untuk masing² klien seperti ini:
Minimal Download: 300 / 10 * 1024 = 30720 bps Maximal Download: 380 / 10 * 1024 =
38912 bps
Minimal Upload: 50 / 10 * 1024 = 5120 bps Maximal Upload: 60 / 10 * 1024 = 6144 bps
Selanjutnya kita mulai konfigurasinya:
a. Tandai semua paket yang asalnya dari LAN
Ketikan perintah berikut:
[admin@Mikrotik]>ip firewall mangle add src-address=192.168.0.0/24
action=mark-connection new-connection-mark=Clients-con chain=prerouting
[admin@Mikrotik]>ip firewall mangle add connection-mark=Clients-con
action=mark-packet new-packet-mark=Clients chain=prerouting

b. Menambahkan rule yang membatasi kecepatan download dan upload
Ketikan perintah berikut:
[admin@Mikrotik]> add name=Clients-Download parent=ether2 packetmark=
Clients limit-at=30720 max-limit=38912

[admin@Mikrotik]>queue tree add name=Clients-Upload parent=ether1 packetmark=
Clients limit-at=5120 max-limit=6144

Sekarang coba lakukan test download dari beberapa klien, mestinya sekarang tiap – tiap
klien akan berbagi bandwidthnya. Jika jumlah klien yang online tidak sampai 10, maka
sisa bandwidth yang nganggur itu akan dibagikan kepada klien yang online.
7. Graphing

Mikrotik ini juga dilengkapi dengan fungsi monitoring traffic layaknya MRTG biasa. Jadi
kita bisa melihat berapa banyak paket yang dilewatkan pada PC Mikrotik kita.
Ketikkan perintah berikut ini :
[admin@Mikrotik]>tool graphing set store-every=5min
Berikutnya yang akan kita monitor adalah paket – paket yang lewat semua interface yang
ada di PC Mikrotik kita, kalau di komputer saya ada ether1 dan ether2.
Ketikan perintah berikut ini :
[admin@Mikrotik]>tool graphing interface add-interface=all store-on-disk=yes
Sekarang coba arahkan browser anda ke IP Router Mikrotik. Klo saya di sini :
http://192.168.1.1/graphs/
Nanti akan ada pilihan interface apa saja yang ada di router Anda. Coba klik salah satu,
maka Anda akan bisa melihat grafik dari paket – paket yang lewat pada interface
tersebut.


Materi Subnetting Dan Perhitungannya

                 MATERI SUBNETTING DAN PERHITUNGANNYA


Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.
Dua alasan utama melakukan subnetting:

1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
Subnets
Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.
Gambar di Picture 1 menunjukkan sebuah network sebelum dan sesudah subnetting diaplikasikan. Di dalam jaringan yang tidak subnetkan, network ditugaskan ke dalam Address di Class B 144.28.0.0. Semua device di dalam network ini harus berbagi domain broadcast yang sama.
Di network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk memisahkan network ke dalam dua bagian kecil network – diidentifikasikan dengan subnet 16 dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network ini tetap akan tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0. Sebagai contoh, dunia luar menganggap device di 144.28.16.22 dimiliki oleh jaringan 144.28.0.0. Sehingga, paket yang dikirim ke device ini dikirim ke router di 144.28.0.0. Router kemudian melihat bagian subnet dari host ID untuk memutuskan apakah paket diteruskan ke subnet 16 atau 32.
Subnet Mask
Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:
11111111 11111111 11110000 00000000
Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak (menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1, maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh sebelumnya.
144. 28. 16. 17.
IP address (biner) 10010000 00011100 00100000 00001001
Subnet mask 11111111 11111111 11110000 00000000
Network ID 10010000 00011100 00100000 00000000
144. 28. 16. 0
Jadi network ID untuk subnet ini adalah 144.28.16.0
Subnet mask, seperti juga IP address ditulis menggunakan notasi desimal bertitik (dotted decimal notation). Jadi 20-bit subnet mask seperti contoh diatas bisa dituliskan seperti ini: 255.255.240.0
Subnet mask:
11111111 11111111 11110000 00000000
255. 255. 240. 0.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Cuma menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Aturan-aturan Dalam Membuat Subnet mask
1. Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, octet pertama dari subnet pasti 255.
2. Angka maximal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 9 bit.
Binary Octet Decimal
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255
Private dan Public Address
Host apapun dengan koneksi langsung ke internet harus memiliki IP address unik global. Tapi, tidak semua host terkoneksi langsung ke internet. Beberapa host berada di dalam network yang tidak terkoneksi ke internet. Beberapa host terlindungi firewall, sehingga koneksi internet mereka tidak secara langsung.
Beberapa blok IP address khusus digunakan untuk private network atau network yang terlindungi oleh firewall. Terdapat tiga jangkauan (range) untuk IP address tersebut seperti di tabel berikut ini. Jika anda ingin menciptakan jaringan private TCP/IP, gunakan IP address di tabel ini.
CIDR Subnet Mask Address Range
10.0.0.0/8 255.0.0.0 10.0.0.1 – 10.255.255.254
172.16.0.0/12 255.255.240.0 172.16.1.1 – 172.31.255.254
192.168.0.0/16 255.255.0.0 192.168.0.1 – 192.168.255.254



Materi Subnetting



Memahami IP Address dan Menentukan Subnetting pada IPv4

Kalau anda membaca infokomputer edisi sebelumnya anda diajak untuk memahami DNS (Domain Name Server), Routing Table dan artikel – artikel lain yang menarik yang tentunya berkaitan dengan dunia Internet atau Intranet. Disini kita akan membahas mengenai IP address kenapa ? bukankah bagi mengguna jaringan LAN atau Internet IP address bukanlah hal yang baru ? mungkin hal yang sudah biasa ?. Ada beberapa hal yang menarik dalam membahas IP ini diantaranya bagaimana satu IP dengan IP yang lain agar dapat saling berhubungan ? bagaimana menentukan "nomor jaringan" (network number ) dan menentukan "nomor host" (host number) ? bagaimana merencanakan suatu jaringan untuk masa yang akan datang ? dsb !
Apa IP itu ?
IP adalah "sebuah nomor yang digunakan untuk akses ke Internet atau suatu jaringan komputer. Setiap komputer yang terhubung dengan internet atau jaringan harus memiliki nomor IP yang berbeda (unik)."
IP itu sendiri ditentukan oleh Subnetmask, fungsi dari subnetmask ini adalah untuk membedakan bagian mana dari IP tersebut disebut network dan bagian mana yang disebut dengan host.
Contoh dari subnetmask : 255.255.255.0 atau FF.FF.FF.0 atau dapat ditulis dengan prefix /24 disini cara penulisan yang kita gunakan adalah dengan menggunakan prefix "/" .
IP Address yang sekarang kita gunakan adalah IPv4 (IP version 4 ) yang mendefinisikan 32 bit, berarti hanya 232 (4.294.697.296) alamat IPv4 yang tersedia.
Pembagian kelas IP Address
IP distandarisasi dalam bulan September 1981. Bagian pertama dari Internet Address diidentifikasikan sebagai Network dan Host dan membentuk dua bagian seperti gambar dibawah ini :
atau
IP address dibagi menjadi tiga kelas yang berbeda yaitu : Kelas A, B dan C, disediakan untuk mendukung jumlah dari Network Number.
Prinsip pembagian kelas ini digambarkan seperti dibawah ini :
Kelas A
Bit # 0 1 7 8 31
0




Network Host Number

Number
Kelas B
Bit # 0 2 15 16 31
10




Network Number Host Number
Kelas C
Bit # 0 3 23 24 31
110



Network Number Host Number
Kelas A (/8 Prefixes)
Mempunyai alamat network prefix 8 bit dengan 0 s/d 7 bit network number dan 24 bit host number. Kelas A ini dinotasikan dengan /8.
Maksimum network yang dapat dibentuk 127 (27 - 2) /8. Pengurangan dengan 2 diperlukan karena pada /8 ini network 0.0.0.0 adalah digunakan untuk default route dan pada /8 network 127.0.0.0 digunakan untuk fungsi loopback. Kelas A ini mendukung 16.777.214 ( 2 24 -2) hosts per network. Pada host dikurangi 2 sebab 0 semua (menunjukan network) dan 1 semua (menunjukan broadcast).
Contoh : 10.2.6.78 /8 IP 10.2.6.78
Mask 255.0.0.0
Kelas B (/16 Prefixes)
Kelas B mempunyai 16 bit network-prefix terdiri dari 14 bit network number dan 16-bit host number.
Maksimum network yang dapat dibentuk 16.384 (214) /16 serta 65.534 (216-2) host per nerwork (25% dari total IPv4 )
Kelas C (/14 Prefixes)
Mempunyai address 24 bit network-prefix dengan 21-bit network number serta 8 bit host number didefinisikan /24.
Maksimum network yang dapat dibentuk 2.097.152 (221)/24dengan 254 (28-2) hosts per network.
Untuk mempermudah user dalam membaca dan membuat IP address maka penulisan IP address ini dibagi menjadi empat bagian yang dipisahkan dengan titik (.) yang di sebut "notasi titik desimal".
Notasi titik desimal membagi 32 bit alamat Internet dalam 8 bit. Terlihat seperti gambar dibawah ini :
Bit # 0
10010001 . 00001010 . 00100010 . 00000011
145 10 34 3
145.10.34.3
Tabel dibawah ini merupakan isi dari penggunaan notasi titik desimal.
Kelas Alamat IP
A (/8) 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
B (/16) 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
C (/24) 192.0.0.xxx sampai 233.255.255.xxx
"xxx" merupakan hosts-number yang di buat oleh LAN Administrator.
Subnetting
Tahun 1985 didefinisikan RFC 950 sebuah prosedur standar untuk mendukung subnetting, atau pembagian dari kelas A,B dan C.
Pengembangan dengan subnetting
Network Prefix Host Number
Network Prefix SubnetNumber Host Number
Untuk merancang Subnetting, ada empat pertanyaan yang harus dijawab sebelum mendisain :
  1. Berapa banyak total subnet yang dibutuhkan saat ini ?
  2. Berapa banyak total subnet yang akan dibentuk pada masa yang akan datang ?
  3. Berapa banyak host yang tersedia saat ini ?
  4. Berapa banyak host yang akan di diorganisasi dengan subnet dimasa yang akan datang ?
Langkah pertama dalam proses perencanaan adalah menentukan jumlah maksimum dari subnet dan bulatkan keatas untuk bil binary. Contoh, jika perusahaan membutuhkan 9 subnet, 23 (atau 8) tidak akan cukup alamat subnet yang tersedia, jadi network administrator akan membulatkan ke atas menjadi 24 (atau 16). Mungkin jumlah 16 subnet ini tidak akan cukup untuk masa yang akan datang, jadi network administrator harus mencari nilai maksimum atau yang kira-kita memenuhi pada masa yang akan datang misalnya 25 (atau 32).
Tahap kedua yakinkan bahwa jumlah alamat host yang kita buat memenuhi untuk masa-masa yang akan datang.
Contoh Subnet #1
Sebuah perushaan mempunyai nomor network 193.1.1.0/24 dan dibutuhkan 6 subnet. Besarnya subnet harus mendukung 25 host.
Penyelesaian.
Tahap pertama kita harus ketahui berapa bit yang dibutuhkan 6 subnet, dicari dengan melihat kelipatan dua (2,4,8,16,32,64,dst). Disini terlihat bahwa untuk persis sama dengan 6 tidak ada kita harus pilih bilangan yang atasnya (8) atau 23 ada 2 tersisa dapat digunakan untuk kebutuhan masa yang akan datang. Disini 23 berarti kita butuh 3 bit untuk membentuk extended subnet, contoh diatas subnettingnya /24 berarti extendednya adalah /27 untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.
193.1.1.0/24 = 11000001.00000001.00000001.00000000
255.255.255.224 = 11111111.11111111.11111111.11100000
27 Bit
27 bit extended network ini menyisakan 5 bit untuk mendefinisikan alamat host, berarti ada 25 (32) alamat IP yang dapat dibentuk tapi karena nilai 0 semua dan 1 semua tidak dapat dialokasi (untuk network dan broadcast) jadi yang tersisa ada 30 ( 25-2) untuk masing-masing subnet.
Apabila kita uraikan satu-satu maka alamat subnet yang terbentuk adalah :
Alamat asal : 11000001.00000001.00000001.00000000 = 193.1.1.0/24
Subnet #0 : 11000001.00000001.00000001.00000000 = 193.1.1.0/27
Subnet #1 : 11000001.00000001.00000001.00100000 = 193.1.32.0/27
Subnet #2 : 11000001.00000001.00000001.01000000 = 193.1.64.0/27
Subnet #3 : 11000001.00000001.00000001.01100000 = 193.1.96.0/27
Subnet #4 : 11000001.00000001.00000001.10000000 = 193.1.128.0/27
Subnet #5 : 11000001.00000001.00000001.10100000 = 193.1.160.0/27
Subnet #6 : 11000001.00000001.00000001.11000000 = 193.1.192.0/27
Subnet #7 : 11000001.00000001.00000001.11100000 = 193.1.224.0/27
Untuk membudahkan bahwa perbedaan antara subnet satu dengan yang lainnya adalah kelipatan 32 : 0, 32, 64, 96 ...
Dari contoh diatas, ada 5 bit host number dalam satu subnet, berarti ada 25-2 = 30 host yang dapat dibentuk ini dikarenakan nilai 0 semua sigunakan untuk alamat network dan nilai 1 semua digunakan untuk broadcast number.
Contoh untuk menentukan host dari satu subnet number
Subnet #2: 11000001.00000001.00000001.01000000 = 193.1.1.64/27
Host #1 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27
Host #2 : 11000001.00000001.00000001.01000010 = 193.1.1.66/27
Host #3 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27
Host #4 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27
…..
s/d
Host #32 : 11000001.00000001.00000001.01011110 = 193.1.1.94/27
Bradcast Address untuk subnet diatas (#2) adalah :
11000001.00000001.00000001.01011111 = 193.1.1.95/27
Alamat host yang diperbolehkan pada subnet #6 adalah :
Subnet #6: 11000001.00000001.00000001.11000000 = 193.1.1.192/27
Host #1 : 11000001.00000001.00000001.11000001 = 193.1.1.193/27
Host #2 : 11000001.00000001.00000001.11000010 = 193.1.1.194/27
Host #3 : 11000001.00000001.00000001.11000011 = 193.1.1.195/27
Host #4 : 11000001.00000001.00000001.11000100 = 193.1.1.196/27
Host #5 : 11000001.00000001.00000001.11000101 = 193.1.1.197/27
......
s/d
Host #28 : 11000001.00000001.00000001.11011100 = 193.1.1.220/27
Host #29 : 11000001.00000001.00000001.11011101 = 193.1.1.221/27
Host #30 : 11000001.00000001.00000001.11011110 = 193.1.1.222/27
Alamat Broadcast untuk subnet #6 adalah :
11000001.00000001.00000001.11011111 = 193.1.1.223/27
Contoh Subnet #2
Sebuah perusahaan merencanakan akan membangunan jaringan dengan network number 140.64.0.0/16 dan setiap subnet harus mendukung min 60 host.
Penyelesaian
Tahap pertama kita tentukan berapa bit yang dibutuhkan untuk membentuk min 60 host dalam tiap subnet. Berarti 2 pangkat berapa ? supaya anda dapat menyediakan min 60 host yaitu 62 (26-2 ) tapi kalau kita lihat disini bahwa nilai 62 hanya mempunyai 2 host yang tersisa. Jadi lebih baik apabila beri sisa yang kira-kira cukup untuk masa yang akan datang, pangkatkan bil 2 tersebut dengan 7 menjadi 126 (27-2) dan sisa yang tersedia adalah 66 (126-60).
Tahap selanjutnya karena yang diminta adalah jumlah host, maka seperti yang kita ketahui bahwa network number/alamat IP memiliki 32 bit jadi 32 harus dikurangkan dengan 7 supaya kita ketahui extended network prefix (32-7)=25. Disini dapat di ketahui penbambahan network prefix menjadi /25 atau subnet masknya : 255.255.255.128 digambarkan seperti dibawah ini.
140.64.0.0/16 = 10001100.01000000.00000000.00000000
255.255.255.128 = 11111111.11111111.11111111.10000000
Gambar diatas menunjukan 25 bit extended-network-prefix menghasilkan 9 bit subnet number. Berarti 29 = 512 subnet number yang dapat di bentuk. Network administrator dapat menentukan network/subnet mana yang akan diambil.
Untuk menjabarkannya dapat dilihat dibawah ini tanda tebal menunjukan 9 bit yang menentukan field subnet.
Base Net: : 10001100.01000000.00000000.00000000 = 140.64.0.0/16
Subnet #0 : 10001100.01000000.00000000.00000000 = 140.64.0.0/25
Subnet #1 : 10001100.01000000.00000000.10000000 = 140.64.0.128/25
Subnet #2 : 10001100.01000000.00000001.00000000 = 140.64.1.0/25
Subnet #3 : 10001100.01000000.00000001.10000000 = 140.64.1.128/25
Subnet #4 : 10001100.01000000.00000010.00000000 = 140.64.2.128/25
Subnet #5 : 10001100.01000000.00000010.10000000 = 140.64.0.128/25
....
....
Subnet #510 : 10001100.01000000.11111111.00000000 = 140.64.255.128/25
Subnet #511 : 10001100.01000000.11111111.10000000 = 140.64.255.128/25
Tujuan dari pembuatan notasi titik dan pembuatan dalam bilangan biner adalah untuk memudahkan pembaca dalam menentukan dan memahami pembuatan alamat IP.
Untuk contoh diatas dapat kita tentukan nomor alamat IP perindividu yang dapat dibentuk adalah 126 (27-2) bernilai dari 1 sampai 126.
Misalnya kita ambil subnet #3 untuk perusahaan tersebut, dapat dibentuk host seperti berikut :
Subnet #3 : 10001100.01000000.00000001.10000000 = 140.64.1.128/25
Host #1 : 10001100.01000000.00000001.10000001 = 140.64.1.129/25
Host #2 : 10001100.01000000.00000001.10000010 = 140.64.1.130/25
Host #3 : 10001100.01000000.00000001.10000011 = 140.64.1.131/25
Host #4 : 10001100.01000000.00000001.10000100 = 140.64.1.132/25
Host #5 : 10001100.01000000.00000001.10000101 = 140.64.1.133/25
Host #6 : 10001100.01000000.00000001.10000110 = 140.64.1.134/25
..
..
Host #62 : 10001100.01000000.00000001.10111110 = 140.64.1.190/25
Host #63 : 10001100.01000000.00000001.10111111 = 140.64.1.191/25
Host #64 : 10001100.01000000.00000001.11000000 = 140.64.1.192/25
Host #65 : 10001100.01000000.00000001.11000001 = 140.64.1.193/25
...
...
Host #125 : 10001100.01000000.00000001.11111101 = 140.64.1.253/25
Host #126 : 10001100.01000000.00000001.11111110 = 140.64.1.254/25
Alamat Broadcast untuk subnet #3 adalah :
10001100.01000000.00000001.11111111 = 140.64.1.255/25
Sekarang bagaimana apabila user yang ada dan yang terkoneksi ke jaringan lebih dari 126 user ? Kita dapat menambah subnet dengan subnet yang keempat atau yang lainnya tapi diantara keduanya harus dipasang router agar kedua network terhubung.

Minggu, 26 Februari 2012

Elemen Dasar Sistem Komputer




--------- ELEMEN DASAR SISTEM KOMPUTER ---------



Jenis-Jenis Komputer 




Super computer 
Mainframe computer 
Mini computer 
Micro computer, Personal Computer 
Desktop casing
Minitower, mid-tower, tower casing
Workstation : station (komputer tempat) bekerja.
Notebook computer 
Personal Digital Assistant(PDA) / palmtop computer 
Cellular Phone
Tablet PC
Cluster computer : beberapa komputer (biasanya PC) bekerjabersama sebagai satu virtual computer.



Elemen Dasar Sistem Komputer       



Ada 3 elemen dasar sistem komputer, yaitu :
Software(Perangkat Lunak)
Hardware(Perangkata Keras)
Brainware(Manusia yang mengoperasikannya)

Software(Perangkat Lunak)
Software Sistem :
Sistem Operasi (OS) : Windows, MacOS, Linux, BSD, Unix, dsb
Bahasa Pemrograman : asembly, pascal, C, C++, perl, php, java, dsb
Sistem Utiliti : scandisk, fdisk, dsb
Software Aplikasi
Custom-made Software(software yang dibangun sesuaikebutuhan)
Commercial Software / Package Software :
wordprocessor,
desktop publishing,
spareadsheet,
database management system,
graphics software, dsb


Software Aplikasi

Perangkat lunak aplikasi umumnya dapatmenangani data jenis:

text: type face, type size (satuan point = 1/72"),type weight, type style, font
numbers
pictures
sound
Video


Hak Cipta Perangkat Lunak:

 Perangkat lunak gratis:

freeware

 public domain(GNU)
 Perangkat lunak dengan hak cipta:
copyrighted software
Shareware


                                    Lisensi Software Komputer 


Menurut Microsoft dalam
“The Hallowen Document” 
, terdapat beberapa jenis lisensi yang dapat digunakan untuk program komputer. Beberapa jenis lisensi tersebut antara lain :

Lisensi Commercial
adalah jenis lisensi yang biasa ditemui pada perangkat lunak sepertiMicrosoft dengan Windows dan Officenya, Lotus, Oracle dan lainsebagainya. Software yang diciptakan dengan lisensi ini memang dibuatuntuk kepentingan komersial sehingga user yang inginmenggunakannya harus membeli atau mendapatkan izin penggunaandari pemegang hak cipta.
Lisensi Trial Software
adalah jenis lisensi yang biasa ditemui pada software untuk keperluandemo dari sebuah software sebelum diluncurkan ke masyarakat ataubiasanya sudah diluncurkan tetapi memiliki batas masa aktif. Lisensi inimengizinkan pengguna untuk menggunakan, menyalin ataumenggandakan software tersebut secara bebas. Namun karena bersifatdemo, seringkali software dengan lisensi ini tidak memiliki fungsi danfasilitas selengkap versi komersialnya. Dan biasanya dibatasi olehmasa aktif tertentu.

Lisensi Non Commercial Use
biasanya diperuntukkan untuk kalangan pendidikan atau yayasantertentu dibidang sosial. Sifatnya yang tidak komersial, biasanya gratistetapi dengan batasan penggunaan tertentu.
Lisensi Shareware
mengizinkan pemakainya untuk menggunakan, menyalin ataumenggandakan tanpa harus meminta izin pemegang hak cipta.Berbeda dengan Trial Software, lisensi ini tidak dibatasi oleh bataswaktu masa aktif dan memiliki fitur yang lengkap. Lisensi jenis inibiasanya ditemui pada software perusahaan kecil.

Lisensi Freeware
biasanya ditemui pada software yang bersifat mendukung, memberikanfasilitas tambahan atau memang free/gratis. Contoh yang bersifatmendukung antara lain adalah plug in tambahan yang biasanyamenempel pada software induk seperti Eye Candy yang menempelpada Adobe Photoshop.
Lisensi Royalty-Free Binaries
serupa dengan lisensi freeware, hanya saja produk yang ditawarkanadalah library yang berfungsi melengkapi software yang sudah ada danbukan merupakan suatu software yang berdiri sendiri.
Lisensi Open Source
membebaskan usernya untuk menjalankan, menggandakan,menyebarluaskan, mempelajari, mengubah, dan meningkatkan kinerjasoftware. Berbagai jenis lisensi open source berkembang sesuaidengan kebutuhan, misalnya GNU/GPL, The FreeBSD, The MPL.Jenis-jenis software yang memakai lisensi ini misalnya Linux, sendmail,apache dan FreeBSD.







PENGERTIAN KOMPUTER


                                               PENGERTIAN KOMPUTER



            Definisi Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung. Karena  luasnya bidang garapan ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit berbeda dalam mendefinisikan termininologi komputer. 
  1. Menurut Hamacher [1], komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.
  2. Menurut Blissmer [2], komputer adalah suatu alat elektonik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut:
1.       menerima input
2.       memproses input tadi sesuai dengan programnya
3.       menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan
4.       menyediakan output dalam bentuk informasi
3.       Sedangan Fuori [3] berpendapat bahwa komputer adalah suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmetika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia.
Untuk mewujudkan konsepsi komputer sebagai pengolah data untuk menghasilkan suatu informasi, maka diperlukan sistem komputer (computer system) yang elemennya terdiri dari hardware, software dan brainware. Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk kesatuan. Hardware tidak akan berfungsi apabila tanpa software, demikian juga sebaliknya. Dan keduanya tiada bermanfaat apabila tidak ada manusia (brainware) yang mengoperasikan dan mengendalikannya.
1.       Hardware atau Perangkat Keras: peralatan yang secara fisik terlihat dan bisa di jamah.
2.       Software atau Perangkat Lunak: program yang berisi instruksi/perintah untuk melakukan pengolahan data.
3.       Brainware: manusia yang mengoperasikan dan mengendalikan sistem komputer.
 Penggolongan Komputer Literatur terbaru tentang komputer melakukan penggolongan komputer berdasarkan tigal hal: data yang diolah, penggunaan, kapasitas/ukurannya, dan generasinya. Berdasarkan Data Yang Diolah
  1. Komputer Analog
  2. Komputer Digital
  3. Komputer Hybrid
 Berdasarkan Penggunannya
  1. Komputer Untuk Tujuan Khusus (Special Purpose Computer)
  2. Komputer Untuk Tujuan Umum (General Purpose Computer)
 Berdasarkan Kapasitas dan Ukurannya
  1. Komputer Mikro (Micro Computer)
  2. Komputer Mini (Mini Computer)
  3. Komputer Kecil (Small Computer)
  4. Komputer Menengah (Medium Computer)
  5. Komputer Besar (Large Computer)
  6. Komputer Super (Super Computer)
 Berdasarkan Generasinya
  1. Komputer Generasi Pertama (1946-1959)
  2. Komputer Generasi Kedua (1959-1964)
  3. Komputer Generasi Ketiga (1964-1970)
  4. Komputer Generasi Keempat (1979-sekarang)
  5. Komputer Generasi Kelima
 Referensi
  1. V. Carl Hamacher, Zvonko G. Vranesic, Safwat G. Zaky, Computer Organization (5th Edition), McGraw-Hill, 2001.
  2. Robert H. Blissmer, Computer Annual, An Introduction to Information Systems 1985-1986 (2nd Edition), John Wiley & Sons, 1985.
  3. William M. Fuori, Introduction to the Computer: The Tool of Business (3rd Edition), Prentice Hall, 1981.